Selasa, 05 Maret 2013

Bahasa Sebagai Sistem Kognitif

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, mencakup semua cara untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, mencakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa merupakan anugerah dari Allah SWT, yang dengannya manusia, alam, dan penciptanya serta mampu memposisikan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan berbahasanya.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.
Dalam berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas yang satu, maka berarti juga ia dapat menuntaskan tugas-tugas yang lainnya. Keempat tugas itu adalah: pemahaman, pengembangan perbendaharaan kata, penyusunan kata-kata menjadi kalimat, dan ucapan.
Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai berikut: egocentric speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog); dan socialized speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi ke dalam lima bentuk: (a) adapted information, disini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari, (b) critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain, (c) commad (perintah), request (permintaan) dan threat (ancaman), (d) questions (pertanyaan), dan (e) answers (jawaban).
Berbicara monolog (egocentric speech) berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun; sementara yang “socialized speech” mengembangkan kemampuan penyelesaian social (social adjustment).
Pembelajaran bahasa untuk anak usia dini diarahkan pada kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis (simbolis). Untuk memahami bahasa simbolis anak perlu belajar membaca dan menulis. Oleh karena itu, belajar bahasa sering dibedakan menjadi dua, yaitu belajar bahasa untuk komunikasi dan belajar literasi, yaitu belajar membaca dan menulis.
Menurut Vygotsky pada mulanya bahasa dan pikiran anak berbeda. Kemudian secara perlahan, sesuai tahap perkembangan mentalnya, bahasa dan pikiran menyatu sehingga bahasa merupakan ungkapan dari pikiran. Anak secara alami belajar bahasa dari interaksinya dengan orang lain untuk berkomunikasi, yaitu menyatakan pikiran dan keinginannya memahami pikiran dan keinginan orang lain.[1]
Dalam interaksi guru dan murid diperlukan bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan antara guru dan siswa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi membicarakan banyak hal , mendengar, membaca dan menulis. Bahasa juga diperlukan untuk mendeskripsikan sesuatu dan merencanakan  sesuatu. Menurut Vygotski, bahasa memainkan peranan utama dalam perkembangan kognitif anak (Santrock, 2010:67).[2]
Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain.[3] Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.[4]
Perolehan bahasa pada anak-anak tidak serta-merta dapat langsung sempurna namun melalui proses perkembangannya yang bersegmentasi dari tahap perkembangan. Untuk memperoleh bahasa yang baik dalam kalimat yang terstruktur juga berproses dari pengenalan huruf, bunyi dari penggabungan antara huruf sampai pada tingkatan mengerti akan makna dari kata maupun kalimat yang bersusun (Yusuf, Syamsu,  2000:118)

[1]Muhammad Yusuf, Pembelajaran Bahasa Pada Anak Usia Dini (Jakarta:Pustaka Utama, 2011), h. 18.
[2] Tarigan
[3] Yusuf, Op.Cit., h. 20.
[4] Ibid, h. 30.hh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar